Ahlussunnah Search Engine :

Loading

Sunday, November 7, 2010

KEUTAMAAN 10 HARI YANG PERTAMA BULAN DZUL HIJJAH

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu
‘Anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Artinya
:
”Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah
daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah. Mereka
bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab :
Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa
dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.




Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Artinya :
”Tidak ada hari
yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya
daripada sepuluh hari (Dzul Hijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil,
takbir dan tahmid”.


MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN


1. Melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah


Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih
yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam :
Artinya :
”Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang
dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain
adalah Surga”.


2. Berpuasa selama hari-hari tersebut, atau pada sebagiannya, terutama pada
hari Arafah


Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan
yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi :
Artinya
:
”Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia
telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku”.


Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Artinya :
”Tidaklah seorang hamba
berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan
puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun”. (Hadits Muttafaq
‘Alaih).


Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Artinya :
”Berpuasa pada hari
Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan
sesudahnya”.


3. Takbir dan Dzikir pada Hari-hari Tersebut


Sebagaimana firman Allah Ta’ala.
Artinya :
”…. dan supaya mereka
menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”.
(Al-Hajj :
28).


Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah.
Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari
tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma.
Artinya
:
”Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid”. (Hadits
Riwayat Ahmad).


Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhum keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya
mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq,
Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada hari-hari ini
mengucapkan :


”Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar
wa Lillahil Hamdu”


Artinya :
”Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan)
Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya
bagi Allah”.


Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar,
rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.
Artinya
:
”Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu …”.
(Al-Baqarah : 185)


Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul
pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak
pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang
bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do’a, kecuali
karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.


Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih
dan do’a-do’a lainnya yang disyariatkan.


4. Taubat serta Meninggalkan Segala Maksiat dan Dosa


Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab
terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta’atan adalah penyebab dekat
dan cinta kasih Allah kepadanya.


Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Artinya :
”Sesungguhnya Allah itu
cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang
diharamkan Allah terhadapnya” (Hadits Muttafaq ‘Alaihi).


5. Banyak Beramal Shalih


Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar
ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari
itu dilipatgandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila
dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada
amal ibadah pada hari lainnya meskipun


merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah
yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan
jiwanya.


6. Disyariatkan pada Hari-hari itu Takbir Muthlaq


Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan
disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat
fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah ; bagi selain jama’ah haji dimulai
dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada
hari Tasyriq.


7. Berkurban pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari Tasyriq


Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala
menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Artinya :
”Berkurban dengan menyembelih dua
ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang
menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki
beliau di sisi tubuh domba itu”. (Muttafaq ‘Alaihi).


8. Dilarang Mencabut atau Memotong Rambut dan Kuku bagi orang yang hendak
Berkurban


Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘Anha
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
Artinya :
”Jika kamu
melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin
berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”.


Dalam riwayat lain : ”Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau
kukunya sehingga ia berkurban”.


Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang
menuntun hewan kurbannya.
Firman Allah.
Artinya :
” ….. dan jangan
kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat
penyembelihan…”.(Al-Baqarah : 196)


Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban
saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari
mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya,
meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.


9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha dan mendengarkan Khutbahnya


Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari
ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan
sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan
bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main
judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal
kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.


10. Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas


Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan
ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan
menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh
kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.


Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang
lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad,
kepada keluarga dan para sahabatnya.

disadur dari http://jilbab.or.id/archives/468-keutamaan-bulan-dzulhijah-dan-amalan-yang-di-syariatkan/

No comments:

Post a Comment