Ahlussunnah Search Engine :

Loading

Tuesday, October 19, 2010

Tanya : Dakwah tapi meninggalkan keluarga?

Bagaimana dengan kepala keluarga yang berdakwah keliling daerah tapi meninggalkan keluarganya dengan berkata "saya telah menitipkan keluarga kepada Allah dan Allah yang menjaga keluarga saya".
ini salah satu talbis iblis yang menunjukan lemahnya ilmu dalam dirinya.
1.Mereka tidak memiliki ilmu untuk berdakwah, mau berilmu bagaimana wong duduk dimajelis ulama aja nggak (perhatikan tokoh yang mereka agungkan). Mereka belajar akidah nggak, buku yang dibaca hanya 1 itu saja (buku fadhilah2) yang isinya kebanyakan berupa cerita. Apakah berdakwah itu cukup dengan 1 buku cerita dongeng?Lihat para ulama sunnah terdahulu, mencari hadits, mengumpulkan, membaca, menghafal, menulis, puluhan bahkan ratusan buku yang telah di tulis dan dibaca serta dihafal oleh mereka.Yang lucunya kejadian nyata nih ketika ustadz/guru saya menanyakan kpd mereka "Allah dimana?" mereka bingung...apakah orang2 seperti ini yang mau berdakwah lalu dakwah apa yang mereka bawa kalo yang dasar aja tdk tahu. Bukankah rasulullah dulu memilih beberapa dari sahabat yang fasih dan tinggi ilmunya dan bahkan ada yang dikirim sendirian lalu baru mengutusnya untuk berdakwah kepada orang-orang kafir..bukan segerombolan orang tidak berilmu seperti ini.
2.Allah memerintahkan untuk berdakwah pertama adalah kepada keluarga yang terdekat.
3.Menyia2kan keluarga yang merupakan tanggung jawab kepala keluarga.
4.Meninggalkan yang fardhu 'ain(menafkahi dan menghidupi keluarga) dan membela yang sifatnya fardhu kifayah (dakwah).
5.Lihat Rasulullah dan sahabatnya. apkah mereka meninggalkan keluarga berbulan2 atau dalam jumlah hari yang terhitung khusus sebagaimana yang dilakukan salah satu firqah (30hari atau 3bln)?

No comments:

Post a Comment